JOURNALPOS – Setiap tahun, puluhan girl grup K-Pop debut dengan beragam bakat dan potensi yang menjanjikan serta kemampuan unik dan visual yang memikat jutaan penggemar di seluruh dunia.
Beberapa gril grup meraih popularitas dengan cepat dan mampu bertahan lama cukup lama di tengah persaingan industri musik korea yang semakin ketat.
Namun, beberapa lainnya harus mengakhiri kontrak mereka jauh sebelum yang diharapkan, meninggalkan kesan pahit di hati penggemar dan menyisakan tanda tanya tentang apa yang mungkin terjadi.
Dalam beberapa waktu terakhir, beberapa girl grup K-Pop dinyatakan bubar dengan berbagai alasan dan telah menjadi perbincangan hangat di kalangan K-Net (netizen Korea).
Beberapa alasan mengapa sebuah girl grup tersebut dibubarkan atau bubar, antara lain:
– Kurangnya Dukungan Finansial dari Agensi: Debut yang sukses membutuhkan investasi besar dalam promosi, produksi musik, dan pelatihan. Jika agensi kekurangan sumber daya atau memutuskan untuk mengalihkan fokus mereka ke grup lain, grup tersebut mungkin berjuang untuk mempertahankan momentum.
– Perbedaan Kreatif dan Konflik Internal: Perbedaan pendapat tentang arah musik, gaya, atau bahkan dinamika internal grup dapat memicu ketegangan dan akhirnya menyebabkan perpecahan.
– Kurangnya Popularitas dan Pengakuan Publik: Di pasar yang jenuh, penting untuk membedakan diri. Jika sebuah grup gagal menarik perhatian publik atau mengembangkan basis penggemar yang setia, sulit untuk membenarkan investasi berkelanjutan.
– Kontrak yang Tidak Adil: Beberapa grup mungkin terikat dengan kontrak yang tidak menguntungkan, yang membuat mereka kesulitan untuk bernegosiasi ulang atau mencari peluang lain di luar agensi.
Mengutip dari berbagai sumber, berikut 5 girl grup yang dinyatakan bubar di tahun 2025 ini:
1. NewJeans
NewJeans adalah contoh penting tentang bagaimana manajemen yang tepat, musik yang menarik, dan konsep yang unik dapat menghasilkan kesuksesan jangka panjang.
Dibawah naungan ADOR (anak perusahaan HYBE Corporation), NewJeans debut dengan konsep fresh dan musik yang langsung digandrungi.
Keberhasilan mereka dalam waktu singkat membuktikan pentingnya konsep musik yang kuat dan segar serta mudah diingat yang mampu menarik perhatian audiens yang lebih muda. Dalam waktu singkat, girl grup ini mencapai kesuksesan dan meraih popularitas dengan cepat.
Namun sayangnya, grup ini mengalami sejumlah konflik internal antara para membernya dengan agensi yang membawa keduanya menempuh jalur hukum.
Hingga saat ini keberadaan grup ini masih menimbulkan kebingungan, para K-Net beranggapan grup ini telah bubar, sebagian lainnya menyebut NewJeans telah berganti nama menjadi NJZ.
2. Loossemble
Loossemble adalah kasus yang unik. Mereka bukanlah girl grup baru, melainkan sub-unit dari LOONA yang dibentuk setelah delapan anggota memutuskan untuk meninggalkan Blockberry Creative (BBC) setelah sengketa hukum terkait kontrak yang tidak adil dan transparan.*
Meskipun menghadapi tantangan hukum dan profesional yang signifikan, para anggota LOONA menunjukkan solidaritas yang kuat dan berusaha untuk terus berkarya bersama di tengah sengketa hukum.
Loossemble menghadapi tantangan untuk membangun kembali karir mereka setelah kontroversi dengan BBC. Meskipun mendapat dukungan dari penggemar, mereka harus bersaing dengan grup-grup K-Pop lain yang lebih mapan.
Loossemble, meskipun bukan bubar dalam arti tradisional, mencerminkan bagaimana ketidakstabilan internal dan perselisihan kontrak dapat menyebabkan fragmentasi grup dan kesulitan dalam mempertahankan momentum.
3. Cherry Bullet
Cherry Bullet debut pada tahun 2019 di bawah naungan FNC Entertainment adalah salah satu girl grup yang memiliki member dengan potensi yang luar biasa.
Meskipun menampilkan konsep yang unik dan line-up yang berbakat, mereka kesulitan untuk mendapatkan popularitas yang signifikan karena berbagai faktor strategis dan manajemen yang kurang optimal.
Cherry Bullet seringkali bereksperimen dengan berbagai konsep, tetapi mereka tidak pernah benar-benar menemukan identitas yang konsisten. Hal ini membingungkan para penggemar dan mempersulit mereka untuk mengidentifikasi diri dengan grup.
Di satu sisi, FNC Entertainment, meskipun merupakan agensi yang mapan, namun tidak memberikan promosi yang cukup untuk Cherry Bullet, terutama di pasar internasional.
Perubahan line-up, dengan beberapa member yang keluar dan bergabung, juga turut merusak kondisi grup dan mempersulit penggemar untuk terhubung dengan mereka.
4. Fromis 9
Fromis 9 dibentuk melalui acara survival “Idol School” dan debut pada tahun 2018. Pada tahun 2021, agensi mereka, Off The Record Entertainment, dibubarkan dan manajemen mereka dipindahkan ke Pledis Entertainment (yang juga anak perusahaan HYBE Corporation).
Perpindahan ini, meskipun bukan pembubaran total, menandai perubahan signifikan dalam arah dan promosi grup. Sejak dipindahkan ke Pledis, Fromis 9 tampaknya telah menemukan suara dan konsep yang lebih konsisten, yang dapat membantu mereka membangun basis penggemar yang lebih kuat.
Meskipun didukung akses ke sumber daya dan infrastruktur yang lebih besar, Fromis 9 menghadapi tantangan untuk membangun kembali momentum setelah perubahan agensi. Mereka perlu bekerja keras untuk menarik perhatian penggemar baru dan mempertahankan penggemar lama.
Kasus Fromis 9 menyoroti bagaimana perubahan agensi dapat memengaruhi arah dan potensi kesuksesan sebuah grup. Meskipun belum tentu merupakan bubar, perubahan ini mengharuskan grup untuk beradaptasi dan membangun kembali momentum mereka.
5. Weki Meki
Weki Meki debut pada tahun 2017 di bawah naungan Fantagio Entertainment. Meskipun memiliki line-up yang berbakat dan musik yang menarik, mereka belum mencapai popularitas yang signifikan.
Hingga saat berita ini ditulis, mereka masih aktif, tetapi jeda antara comeback yang semakin panjang, memicu spekulasi tentang masa depan mereka.
Para K-Net berspekulasi bahwa Weki Meki tampaknya tidak menerima promosi yang konsisten dari Fantagio Entertainment, yang mungkin menghambat pertumbuhan mereka.
Perubahan tren musik dan gaya musik Weki Meki yang dinilai kurang sesuai dengan tren K-Pop saat ini, mempersulit mereka untuk bersaing dengan grup-grup lain.
Selain itu, beberapa anggota Weki Meki saat ini aktif dalam kegiatan solo, seperti akting dan variety show. Hal ini turut mengurangi fokus pada aktivitas grup dan menyebabkan spekulasi tentang pembubaran.
Bubarnya girl grup K-Pop adalah fenomena yang kompleks dan seringkali dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya pentingnya manajemen yang cerdas, musik yang menarik, dan konsep yang unik serta kontrak yang adil dan kekuatan solidaritas.
Perpindahan agensi dan tantangan menghadapi momentum juga dapat memengaruhi arah grup untuk mempertahankan serta meraih popularitas dalam jangka panjang.***