Daerah  

Rayakan HUT ke-23, SMA Negeri 1 Kasiman Tampilkan Pameran Wirausaha Rekayasa dan Teknologi Kearifan Lokal

“Tidak hanya pembelajaran bidang akademik, tapi juga yang lebih utama membentuk karakter bagaimana mereka mengelola suatu masalah sehingga menjadi suatu hal yang positif, bermanfaat, dari cara mereka bekerjasama, kedisiplinan dan mempunyai kemandirian dalam menentukan arah masa depannya dengan adanya kegiatan gelar karya pada momen dies natalis ini,” sambungnya.

Sekolah yang berada diujung barat dari Kabupaten Bojonegoro ini merupakan satu-satunya SMA yang memiliki program Bursa Kerja Khusus (BKK) dan telah bekerjasama dengan berbagai perusahaan besar di Indonesia.

Sehingga tak mengherankan jika lulusan dari SMA Negeri 1 Kasiman Bojonegoro ini mampu bersaing di dunia industri maupun di dunia kerja dengan pembekalan dan kemandirian yang telah diasah di masa sekolah.

Maulana Farid Jamaika, Kelas 12 selaku Ketua Osis berkata bahwa dirinya mengungkapkan kegembiraannya atas adanya beragam kegiatan pada dies natalis ke-23 di sekolah tersebut.

“Untuk kegiatan hari ini sangat besar dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hanya syukuran saja, mengingat tahun lalu masih dilanda pandemi covid dan juga pembelajaran dilakukan secara online atau daring. Jadi untuk tahun ini bahagia dan senang bisa ikut merasakan kemeriahan HUT Smanika sebelum lulus,” ujar Farid.

Ia bersama teman-teman dan juga anak-anak dari masing-masing kelas memiliki inisiatif untuk membuat dies natalis tahun ini lebih meriah dengan menggelar lomba-lomba antar kelas, pameran dan juga karya-karya inovatif lainnya.

Meskipun pada awalnya terkendala persetujuan dari pihak sekolah untuk mengadakan kegiatan tersebut pada tahun ini, namun semangat kerjasama dan kemandirian serta kedisiplinan mereka meloloskan kendala tersebut.

“Sekolah dipinggiran memang fasilitasnya tidak terlalu bagus, namun kualitasnya bisa di sandingkan dengan sekolah-sekolah yang ada di perkotaan.Jadi jangan malu sekolah di pinggiran. Yang penting sekolah ini tidak ada pertikaian atau perselisihan antar teman maupun kelas, dan juga banyak motivasi-motivasi dari para guru untuk pengembangan akademik maupun karakter,” tandas Farid.