Daerah  

Jaga Kekayaan Budaya, Pemdes Jipang Kembali Gelar Festival Budaya Grebeg Suro Desa Jipang

JOURNALPOS – Pemerintah Desa atau Pemdes Jipang, Kecamatan Cepu, Blora kembali menggelar festival budaya Grebeg Suro Desa Jipang yang bertepatan dengan peringatan HUT kemerdekaan RI ke-77.

Dalam upaya mempertahankan dan menjaga kearifan lokal budaya di tengah arus modernisasi kehidupan, Pemerintah Desa atau Pemdes Jipang kembali menggelar festival budaya Grebeg Suro Desa Jipang.

Festival budaya Grebeg Suro Desa Jipang ini dilaksanakan sepanjang 2 hari berturut-turut dimulai dari tanggal 27 Agustus hingga 28 Agustus 2022.

Serangkaian acara seperti pagelaran seni dan budaya, upacara adat, jamas pusaka, kirab budaya, karnaval serta bazar UMKM disuguhkan selama Grebeg Suro di Desa Jipang berlangsung.

Festival budaya ini membuat antusias masyarakat Desa Jipang maupun luar desa tidak ingin melewatkan momen kemeriahan serta keunikan memaknai tradisi yang penuh nilai seni dan budaya ini.

Pada hari pertama Grebeg Suro Desa Jipang, serangkaian kegiatan seperti Lamporan, Ritual Kidung Sembogo Wiro Jogo, Jamas Pusaka, Pagelaran Seni dan Kirab Pusaka serta prosesi-prosesi adat lainnya yang dilaksanakan pada malam hari meramaikan suasana malam yang dimulai sekira pukul 20:00 WIB hingga prosesi akhir pada pukul 24:00 WIB.

Kemudian pada puncak acara, masyarakat dan para peserta kirab berjalan keliling desa yang di mulai dari kediaman Kepala Desa/Lurah Jipang (Ngadi) menuju Makam Gedong Ageng, sambil membawa obor dan tanpa berbicara sepatah kata selama prosesi berlangsung.

Sisi unik Grebeg Suro Desa Jipang yakni di sepanjang jalan di Desa Jipang, nyala api obor (lampu tradisional yang terbuat dari bambu dan di isi dengan minyak tanah dengan sumbu dari kain) menggantikan nyala lampu modern atau listrik di malam hari, serta di iringi kekompakan warga Desa Jipang dalam melakukan kegiatan rondan (patroli berjaga keliling desa).

Sesi Jamas Pusaka (membersihkan benda pusaka warisan leluhur dengan cara mencuci atau memandikan menggunakan air kembang untuk membuat harum serta mengkilap) yang di lakukan oleh para sesepuh serta orang-orang terpilih dari Kadipaten Jipang menjadi prosesi yang paling menarik penuh makna tinggi bagi masyarakat.