Daerah  

Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Blora Digelar

“Kepada teman-teman untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah didapat dari program guru penggerak, dan juga guru-guru dan kepala sekolah untuk bisa mensupport kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam mensukseskan Calon Guru Penggerak (CGP) selanjutnya”, imbuhnya.

Sementara Budi Santosa, S.Pd., M.Pd., M.Si selaku Kepala Cabang Dinas (Kacabdin) Pendidikan Wilayah IV Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah dalam sambutannya mengatakan With a Great Power Comes Big Responsbility.

“Dengan kekuatan yang kita miliki yang sekarang semakin besar, setelah 6 bulan memasuki kawah candradimuka tentunya panjenengan mempunyai tanggung jawab yang lebih besar untuk lebih menghebatkan Indonesia, dan saya yakin akan mampu menggerakkan kapal besar yang bernama Indonesia Raya menuju pulau yang merdeka dengan kita sebagai penduduknya meraih kemakmuran bersama. Kepada semua guru penggerak janganlah puas dengan apa yang diraih setelah selama 6 bulan bersama PPGP. Tetaplah terus untuk meningkatkan kualitas mutu panjenengan, karena peningkatan mutu pendidikan tidak pernah mengenal kata lelah dan terhenti”, ungkap Budi Santosa.

Salah satu kelompok Mahardhika, kelompok Guru Penggerak yang terdiri dari Eko Setyo Budi, S.Pd (SDN 3 Balun), Siti Noorjanah, S.Pd (SDN 2 Sambongrejo), Tono, S.Pd (SDN Kentong), Tristiarto Utomo, S.Pd (SDN 3 Cepu), dan Nur Slamet, S.Pd.i (SDN 1 Cepu), dengan Pengajar Praktik Erna Damayanti (Kepala Sekolah TK Nurul Iman) dan Fasilitator Calon Guru Penggerak (CGP) Syaiful Amin, M.Pd (Pengawas Sekolah dari Jombang) pada Festival Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar ini menyajikan produk dan karya-karya mereka seperti buku, lukisan, jajanan tradisional dan produk kearifan lokal berupa Wedang Cangkruk (komposisi: kayu secang, kayu manis, serai, jahe, merica dan gula) Khas Suku Samin Blora pada stand mereka.

“Hasil karya saya dan teman-teman dalam proses guru penggerak kita menghasilkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdiferensiasi, menghasilkan buku-buku yang kami tulis sendiri, ada hasil karya murid yang juga dibawah bimbingan dari guru penggerak berupa lukisan. Kemudian dari kearifan lokal berupa produk Wedang Cangkruk khas Suku Samin Sambongrejo, yang mana murid-murid dari SD Negeri 2 Sambongrejo bersama Siti Noorjanah sebagai Guru Penggerak terjun langsung ke lingkungan suku tersebut untuk belajar, mengembangkan dan mengolah tentang budaya serta kearifan lokal dari kampung tersebut. Karena dalam kurikulum merdeka pembelajaran haruslah menekankan pada kearifan lokal atau budaya lokal juga “, ujar Eko.