KJRI Jeddah Jalin Kerjasama Dengan 7 Universitas Terkemuka Di Indonesia

Hal itu, lanjut Eko, yang membuat peluang anak-anak PMI meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi sangat terbatas. Padahal secara alademis, banyak dari anak-anak PMI berprestasi secara akademis. “Kerja sama ini diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan di kalangan PMI, sehingga tidak perlu menjadi pemukim illegal di luar negeri,” kata Eko.

Eko pun menegaskan kesiapannya menerima mahasiswa universitas di Indonesia yang bermaksud melakukan magang, praktik kerja lapangan (PKL) di KJRI Jeddah ataupun kegiatan akademik lainnya. Begitupun ketika ada dosen yang ingin melakukan penelitian, KJRI Jeddah siap menjembatani untuk membangun relasi dengan perguruan tinggi yang ada di Arab Saudi.

Rektor Unair Mohammad Nasih menyambut baik kerja sama yang dijalin. Terutama di bidang pendidikan yang menurutnya cakupannya sangat luas. Unair diakuinya sangat terbuka untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi di Arab Saudi, baik itu di bidang penelitian maupun pertukaran pelajar.

“Kami sudah minta ke Pak Konjen kita akan terhubungkan dengan berbagai perguruan tinggi di Jeddah. Banyak kegiatan termasuk riset dan lain-lain yang bisa dilakukan bersama,” kata Nasih.

Nasih pun menanggapi permasalahan yang dialami siswa-siswi lulusan SIJ dan SIM yang terkadang kesulitan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena permasalahan dokumen kependudukan. Nasih mengatakan, untuk mengikuti SNMPTN dan SBMPTN kemungkinan mereka akan kesulitan, tetapi ada jalur lain yang bisa dimanfaatkan.

Kan katanya kadang-kadang gak punya NIK, sehingga gak punya daftar secara reguler di SNMPTN. Tapi kan di jalur lain tetap kita buka peluang-peluang,” kata Nasih.***