JOURNALPOS – Industri musik Korea Selatan, atau yang lebih dikenal dengan K-Pop, telah mendominasi panggung hiburan global selama lebih dari satu dekade.
Dengan lagu-lagu catchy, koreografi yang kompleks, visual yang menawan, dan penggemar yang fanatik, K-Pop telah berhasil menembus batasan budaya dan bahasa.
Namun, di balik gemerlap dan kesuksesan yang tampak, terdapat realitas yang seringkali tersembunyi dari pandangan publik tentang sisi kelam dunia K-Pop.
Melansir dari BBC, berikut beberapa fakta mengejutkan tentang dunia K-Pop yang mungkin belum Anda ketahui, memberikan perspektif yang lebih mendalam dan kompleks tentang industri yang dinamis ini.
1. Sistem Kontrak yang Ketat dan Mengikat
Salah satu fakta paling terkenal dan kontroversial tentang K-Pop adalah sistem kontrak eksklusif yang mengikat para idola dengan agensi mereka.
Kontrak ini seringkali sangat panjang, bisa mencapai 7 tahun atau lebih, dan mencakup berbagai aspek kehidupan sang idola, mulai dari aktivitas promosi, pelatihan, hingga kehidupan pribadi.
– Durasi yang Panjang: Durasi kontrak yang panjang memberikan agensi kendali signifikan atas karir idola mereka. Ini memungkinkan agensi untuk berinvestasi secara signifikan dalam pelatihan dan pengembangan idola, tetapi juga berarti bahwa idola terikat secara hukum untuk mematuhi ketentuan agensi selama periode tersebut.
– Pembagian Keuntungan yang Tidak Seimbang: Seringkali, pembagian keuntungan antara agensi dan idola sangat tidak seimbang, terutama pada awal karir. Agensi biasanya memotong sebagian besar pendapatan untuk menutupi biaya pelatihan, produksi, dan promosi. Akibatnya, banyak idola yang bekerja keras selama bertahun-tahun hanya menerima sedikit atau bahkan tidak menerima bayaran sama sekali.
– Pembatasan Gaya Hidup: Kontrak sering kali mencakup pembatasan ketat pada kehidupan pribadi idola, termasuk larangan berkencan, minum alkohol, merokok, atau bahkan bersosialisasi dengan teman-teman di luar industri. Pembatasan ini bertujuan untuk menjaga citra publik idola dan memastikan bahwa mereka tetap fokus pada karir mereka.
– Hukuman atas Pelanggaran Kontrak: Pelanggaran kontrak dapat mengakibatkan hukuman yang berat, termasuk denda yang besar, penangguhan aktivitas, atau bahkan pemutusan kontrak. Hal ini dapat menghancurkan karir seorang idola dan membuat mereka kesulitan untuk mencari pekerjaan di industri hiburan.
2. Tekanan Ekstrem untuk Mempertahankan Penampilan
Industri K-Pop dikenal dengan penekanannya pada penampilan fisik. Idola K-Pop diharapkan untuk selalu tampil sempurna, dengan kulit yang mulus, tubuh yang ramping, dan fitur wajah yang proporsional. Tekanan ini mendorong banyak idola untuk menjalani diet ketat, olahraga yang intens, dan bahkan operasi plastik.
– Standar Kecantikan yang Tidak Realistis: Standar kecantikan di Korea Selatan sangat tinggi, dan idola K-Pop diharapkan untuk memenuhi standar tersebut. Hal ini dapat menyebabkan tekanan yang besar bagi para idola untuk mengubah penampilan mereka agar sesuai dengan harapan publik.
– Diet Ekstrem: Banyak idola K-Pop mengikuti diet ekstrem untuk menurunkan berat badan dengan cepat. Diet ini sering kali tidak sehat dan dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
– Operasi Plastik: Operasi plastik sangat umum di kalangan idola K-Pop. Beberapa idola secara terbuka mengakui bahwa mereka telah menjalani operasi plastik, sementara yang lain memilih untuk merahasiakannya. Tekanan untuk tampil sempurna dapat mendorong para idola untuk merasa bahwa mereka harus menjalani operasi plastik untuk sukses di industri.
– Efek Psikologis: Tekanan untuk mempertahankan penampilan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental para idola. Mereka mungkin mengalami kecemasan, depresi, dan masalah citra tubuh.
3. Persaingan yang Ketat dan Kejam
Industri K-Pop sangat kompetitif, dengan ribuan trainee yang berjuang untuk debut. Hanya sebagian kecil dari trainee ini yang berhasil debut, dan bahkan mereka yang berhasil debut pun harus berjuang keras untuk mempertahankan popularitas mereka.
– Pelatihan yang Intensif: Trainee K-Pop menjalani pelatihan yang intensif selama bertahun-tahun, belajar menyanyi, menari, rap, akting, dan bahasa asing. Mereka juga belajar tentang etiket, kepribadian, dan cara berinteraksi dengan penggemar.
– Evaluasi yang Konstan: Trainee dievaluasi secara berkala oleh agensi mereka, dan hanya mereka yang menunjukkan potensi terbesar yang diizinkan untuk melanjutkan pelatihan.
– Debut yang Sulit: Bahkan setelah bertahun-tahun pelatihan, tidak ada jaminan bahwa seorang trainee akan debut. Agensi hanya mendebutkan kelompok yang menurut mereka memiliki peluang terbaik untuk sukses.
– Popularitas yang Fluktuatif: Setelah debut, idola K-Pop harus terus bekerja keras untuk mempertahankan popularitas mereka. Industri ini sangat dinamis, dan selera publik dapat berubah dengan cepat.
4. Masalah Kesehatan Mental yang Meningkat
Tekanan ekstrem untuk mempertahankan penampilan, persaingan yang ketat, dan kurangnya privasi dapat berdampak negatif pada kesehatan mental para idola K-Pop. Sayangnya, masalah kesehatan mental seringkali diabaikan atau bahkan distigmatisasi di industri.
– Kurangnya Dukungan: Idol K-Pop seringkali tidak memiliki dukungan yang memadai untuk mengatasi masalah kesehatan mental mereka. Agensi mungkin fokus pada karir idola daripada kesejahteraan mereka.
– Stigma: Terdapat stigma seputar masalah kesehatan mental di Korea Selatan. Idola mungkin takut untuk mencari bantuan karena takut akan dicap sebagai lemah atau tidak profesional.
– Kasus Bunuh Diri: Tragisnya, ada beberapa kasus bunuh diri di kalangan idola K-Pop yang telah menyoroti masalah kesehatan mental di industri ini. Kasus-kasus ini telah mendorong beberapa orang untuk menyerukan perubahan dalam cara agensi memperlakukan artis mereka.
5. Kurangnya Privasi dan Obsesi Penggemar
Idol K-Pop memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki privasi. Mereka terus-menerus difoto dan direkam oleh penggemar, dan kehidupan pribadi mereka seringkali menjadi konsumsi publik.
Beberapa penggemar, yang dikenal sebagai “sasaeng,” bahkan akan melakukan tindakan ekstrem untuk mendekati idola mereka, seperti membuntuti mereka, masuk ke rumah mereka, atau mengirimkan hadiah yang tidak pantas.
– Tekanan Konstan: Tekanan konstan untuk selalu tampil sempurna dan selalu menyenangkan penggemar dapat sangat melelahkan bagi para idol.
– Pelanggaran Privasi: Kurangnya privasi dapat menyebabkan kecemasan, ketakutan, dan perasaan tidak aman bagi para idol.
– Tindakan Ekstrem Sasaeng: Tindakan ekstrem sasaeng dapat membahayakan keselamatan dan kesejahteraan para idol.
Dunia K-Pop adalah industri yang kompleks dan multifaset dengan banyak fakta yang mengejutkan. Di balik gemerlap dan kesuksesan yang tampak, terdapat realitas yang seringkali sulit dan menantang bagi para idola.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa K-Pop telah mendominasi di berbagai belahan penjuru dunia sebagai kekuatan budaya yang besar, dan terus berkembang yang mampu memberikan ruang dari generasi ke generasi.***