Kontroversi Citayam Fashion Week, Buat Warga Asli Ingin Pindah Tongkrongan

JOURNALPOS – Catwalk Citayam Fashion Week kini tak cuma dipenuhi oleh anak-anak tongkrongan Sudirman Citayam Bojonggede Depok (SCBD) saja.

Dalam perkembangannya ajang ini juga dipenuhi oleh warga dari area lain yang ingin unjuk kebolehan di catwalk warga citayam tersebut.

Aksi warga yang makin padat ini pun menimbulkan banyak kontroversi dan protes. Bahkan wacana untuk relokasi pun muncul agar tak menghambat lalu lintas.

Seperti yang diketahui, kini kawasan Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta Pusat selalu ramai dikunjungi masyarakat Jabodetabek atau banyak publik figur untuk berfoto di trotoar dengan gaya fesyen masing-masing.

Lantaran ramainya kawasan tersebut yang akhirnya mengganggu lalu lintas, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berencana untuk merelokasi kegiatan tersebut ke beberapa tempat, termasuk PIK.

Beberapa remaja tanggung yang kerap nongkrong di Citayam Fashion Week mengaku tak setuju jika dipindahkan ke tempat lain, termasuk jika pindah ke kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.

Namun wacana ini ditolak keras oleh beberapa remaja yang kerap nongkrong di kawasan tersebut sejak lama. Menurut mereka, akses menuju PIK akan menyulitkan terutama bagi remaja yang mengendarai kereta jalur KRL. Salah satu dari kalangan remaja tersebut adalah Vito.

“Saya mah nongkrong dimana aja jadi. Yang penting temennya solid. Kalau ini pindah ke PIK, enggak deh! Enggak ada kendaraan juga. Kan kita harus pake duit ke sana,” Ujar Vito kepada awak media.

Selain Vito, Syafiq, salah satu anak muda yang sedang berkumpul di lokasi yang sama juga mengungkap hal yang serupa perihal tongkrongannya akan dipindah.

Selain ongkos transportasi, banyak faktor lain yang membuat anak remaja SCBD ini segan pindah tongkrongan ke lokasi lain. Faktor lainnya termasuk waktu tempuh ke tempat nongkrong akan jadi lebih lama jika dipindah ke kawasan PIK. Pasalnya, waktu tempuh dari Citayam ke PIK tentunya lebih lama dibanding dari Citayam ke Sudirman.

Banyak dari muda mudi tersebut mengaku bahwa lebih suka di daerah Dukuh Atas karena mudah dijangkau transportasi kereta commuter line atau KRL.

Mereka juga bercerita bahwa alasan mereka mengunjungi kawasan tersebut hanya sekedar untuk berkumpul bersama teman-temannya.

Setelah kini menjadi viral, banyak yang berkeluh kesah menjadi sulit untuk mencari tempat tongkrongan yang sepi seperti sebelumnya.

Tidak hanya Vito, banyak remaja lain asal Citayam dan Bojong Gede seperti Syafiq, Pio dan Gaby yang mengeluh, karena merasa ruang bermain mereka ‘diinvasi’.***