Wisata  

Wisata Edukasi Puri Kelorina Sebagai Kampung Konservasi Tanaman Kelor di Blora

Tanaman Kelor (Moringa Oleifera) yang selama ini dikenal masyarakat sebagai sayuran dan juga identik untuk mengusir gangguan mahkluk gaib ini adalah tanaman multiguna yang memiliki banyak kelebihan. Tak hanya seluruh bagian tanamannya yang bermanfaat, kelor juga memiliki kandungan super nutrisi yang jauh melampaui kandungan nutrisi bahan pangan pada umumnya.


Kelor secara ilmiah telah teruji dapat mengatasi beragam gangguan kesehatan serius, seperti kanker, tumor, hipertensi, diabetes, dan HIV/AIDS. Kelor mengandung 18 asam amino yang dibutuhkan untuk membangun tubuh yang sehat dan bugar. Kandungan asam aminonya paling tinggi dibandingkan dengan sumber makanan lainnya. Sehingga sangat tepat untuk menangani gizi buruk.

A Dudi Krisnadi, penggagas Kampung Konservasi Kelor Indonesia menangkap keunggulan itu sebagai peluang ekonomi. Melalui berbagai riset yang dilakukan terhadap tanaman kelor, lahir lah puluhan item produk yang terbuat dari olahan kelor. Dudi berhasil menyabet penghargaan dari Jerman karena telah menemukan cara mengunci nutrisi kelor terbaik di dunia. Sehingga meskipun telah diolah, nutrisi kandungan gizi produk milik “Kelor Blora” tetap tinggi.

Di bawah bendera PT Moringa Organik Indonesia (MOI), bersama istrinya, Titik Marwiyah serta kawannya, Bambang Hari Purwanto sebagai pengelola tanaman kelor di kampung ini, mereka serius membudidayakan kelor dan memberdayakan masyarakat setempat untuk ikut menanam dan mengolah hingga siap umtuk di konsumsi.

Sebelum memulai usaha kelor di Blora, Dudi sudah terlebih dahulu memiliki kebun kelor seluas ribuan hektar di Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun karena ia asli kelahiran dari Pangandaran, Jawa Barat dan mendapatkan istri yang berasal dari Kunduran, Kabupaten Blora, pria berusia 52 ini memutuskan untuk tinggal menetap di Blora dan menggeluti dunia kelor di sini.

Pusat Informasi dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia atau Puri Kelorina sebagai tempat wisata edukasi atau Pusat Pembelajaran Moringa Organik Indonesia, untuk masyarakat umum dan juga bagi para pelajar maupun mahasiswa yang ingin belajar mengembangkan serta membudidayakan Tanaman Kelor maupun hanya sekedar berkunjung, melakukan riset dan penelitian serta berwisata di Kampung Konservasi Tanaman Kelor ini.

Bahkan, tak jarang beberapa pengusaha dari berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Myanmar, Korea, negara-negara Afrika, Eropa hingga Amerika juga berkunjung ke Kampung Konservasi Tanaman Kelor ini, yang terletak di Desa Ngawenombo, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, Jawa Tengah hanya untuk belajar kelor dan pengolahannya.

Selain dapat menikmati hijaunya kebun kelor dan mengintip pabrik pengeringan daun kelor, beragam panganan dan minuman berbahan kelor disuguhkan pada pengunjung di Resto Puri Kelorina, seperti sayur asem, bothok, pizza, mi ayam, kue-kue kering, cokelat, jus kelor, kopi, dan teh, yang semuanya terbuat dari Tanaman Kelor atau Daun Kelor.

Di Kampung Konservasi Tanaman Kelor ini juga terdapat rumah hidroponik serta aquaponik yang memanfaatkan kelor sebagai pupuk utama dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tumbuh-tumbuhan dan ikan. Sehingga sayur-sayuran dan ikan yang dihasilkan disini benar-benar sehat dengan label sayur dan ikan organik bebas kolesterol. Bahkan kambing yang memakan pakan ternak hasil olahan dari kelor bisa menjadi kambing organik non kolesterol, begitu juga dengan ternak ayam.

Selain daunnya yang dapat di olah menjadi berbagai macam produk, biji kelor juga di olah menjadi minyak yang mahal dan banyak di cari para konsumen terutama untuk kebutuhan kosmetik dan kecantikan. Pemasaran produk dari Tanaman Kelor ini bukan hanya ke seluruh Indonesia saja, namun juga sudah menembus pasar internasional atau ekspor, dengan sistem gerai yang di kelola Dudi dengan istrinya.