JAKARTA, – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku tak mau terlalu percaya diri dengan berbagai hasil survei yang menempatkan dirinya sebagai salah satu nama potensial sebagai calon presiden 2024. Menurutnya, sebagai kader PDIP, hal tersebut sepenuhnya menjadi keputusan partai.
“Mungkin yang punya modal partai kali, lebih pada partai, biasa saja. Masuk-masuk survei ge-er, enggak ada di PDIP,” kata Ganjar kepada wartawan di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP di Jakarta, Rabu (22/6).
Ganjar mengatakan berbagai hasil survei itu bisa menjadi pertimbangan partai dalam membuat keputusan soal capres. Namun, menurut dia, survei tak sepenuhnya jadi pertimbangan.
Ganjar pun mencontohkan saat dia diusung PDIP di Pilkada Jawa Tengah 2013, padahal elektabilitas dan popularitas dirinya berdasarkan survei terbilang kecil.
“Kalau survei yang dipakai, 2013 saya enggak bisa direkomendasikan. Hanya dipilih tiga persen, dikenal tujuh persen,” ucapnya.
Ganjar menegaskan penetapan calon presiden merupakan hak prerogatif Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurutnya hingga saat ini belum ada pembicaraan soal capres di internal partai.
Dia pun menghormati keputusan partai lain yang merekomendasikan namanya sebagai bakal capres. Ganjar menuturkan semua partai memiliki proses dan pertimbangan masing-masing.
“Mungkin di beberapa partai lain saya menghormati, ada prosesnya masing-masing kita hormati partai manapun. Bagi PDIP itu prerogatif,” tegasnya.
Nama Ganjar Pranowo unggul dalam berbagai survei soal capres 2024. Dalam survei Charta Politika yang dilakukan pada 25-2 Juni 2022, Ganjar unggul jika dipasangkan dengan tokoh manapun di Pilpres 2024.
Sementara berdasarkan survei Litbang Kompas periode Juni 2022, Ganjar menjadi salah satu capres yang paling diidolakan generasi muda, yaitu responden berusia di bawah 26 tahun. Ganjar menempati posisi kedua dengan elektabilitas 23,1 persen.