JOURNALPOS – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI melalui Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah gelar Festival Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 5 Provinsi Jawa Tengah sebagai puncak dari rangkaian Pendidikan Guru Penggerak di Kabupaten Blora pada Kamis (22/12/2022) di Gedung Pertemuan Grha Oktana PEM Akamigas Cepu.
Sebanyak 169 Guru Penggerak di Kabupaten Blora yang telah melewati proses selama 6 bulan lamanya dalam menempa pendidikan, mengikuti program pelatihan secara daring, luring, konferensi, dan pendampingan sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) menampilkan kemampuan, kreatifitas dan inovasi-inovasi hasil karya mereka di Festival Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar tersebut kepada pengunjung.
Terdapat 34 stand dengan masing-masing stand berukuran kurang lebih 3×4 meter merupakan hasil kerja kelompok dari Calon Guru Penggerak (CGP) yang berasal dari guru-guru TK, SD, SMP hingga SMA berdiri memeriahkan Festival Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar dengan memamerkan produk-produk kreatif dan inovatif hasil pembelajaran berdifferensiasi, kolaborasi antara pendidik dengan peserta didiknya masing-masing. Berbagai karya tulis, karya seni, karya digital dan karya-karya kreatif lainnya di tampilkan pada stand tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora Aunur Rofiq, SE, M.Si menyampaikan kepada para guru dan kepala sekolah terkait kurikulum merdeka yaitu antara lain dengan memaksimalkan Platform Merdeka Mengajar (PMM), platform edukasi yang disediakan Kemendikbudristek untuk menjadi teman penggerak bagi tenaga pendidik dan kepala sekolah dalam belajar, mengajar dan berkarya, untuk membantu dan memudahkan guru dalam melakukan proses belajar serta mengoptimalkan implementasi Kurikulum Merdeka.
“Harapannya adalah hal-hal yang didapat dari pendidikan selama 6 bulan itu untuk bisa dipraktekkan. Ini adalah tantangan besar untuk merubah paradigma pada para siswa, karena pembelajaran adalah berpusat kepada anak. Untuk membuat anak menjadi aktif dan kreatif sangat susah sekali. Karena sudah terbiasa dikasih pelajaran menulis terus, untuk merubah menjadi aktif dan kreatif itu sangat susah sekali”, ungkap Rofiq.