JOURNALPOS – Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah menjalin kerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) di bidang pendidkan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pengembangan sumber daya manusia. Penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan di Gedung Rektorat Unair, Surabaya pada Rabu (26/10/2022).
Konjen RI Jeddah, Eko Hartono menjelaskan, selain dengan Unair, kerja sama serupa juga dijalin dengan beberapa universitas lainnya di Indonesia. Yakni Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Eko menjelaskan, kerja sama yang dijalin di antaranya memfasilitasi kerja sama antara universitas di Indonesia dengan universitas di Arab Saudi yang meliputi penelitian bersama hingha pertukaran pelajar. “Beberapa universitas di Arab Saudi memiliki peringkat yang baik di dunia. Sepert King Abdul Aziz University Jeddah dan King Abdullah University of Science & Technology Jeddah,” kata Eko.
Eko melanjutkan, kerja sama ini juga bertujuan untuk lebih mempromosikan pendidikan tinggi di Indonesia kepada mahasiswa Arab Saudi. Keunggulan dalam berbagai bidang studi universitas di Indonesia diharapkan dapat menarik minat mahasiswa Arab Saudi untuk menempuh studi di Indonesia.
“Terlebih antara masyarakat Indonesia dan Arab Saudi telah memiliki kedekatan historis dan emosional, sehingga peluang terjadinya pertukaran mahasiswa terbuka lebar,” ujarnya.
Eko juga berharap, kerja sama yang terbangun antara KJRI Jeddah dengan beberapa universitas terkemuka di Indonesia dapat memberikan kesempatan lebih luas kepada putra-putri Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi untuk dapat meneruskan pendidikan tinggi di Indonesia. Eko menhungkapkan, permasalahan utama putra-putri PMI di Arab Saudi adalah tidak memiliki dokumen keimigrasian dan kependudukan.
Eko menjelaskan, banyak PMI di Arab Saudi yang berasal dari keluarga kurang mampu dan lama tinggal di sana secara illegal. Akibatnya, anak-anak PMI tersebut hanya dapat bersekolah di Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ) dan Sekolah Indonesia Makkah (SIM), karena sekolah lokal di Arab Saudi tidak mau menerima siswa berstatus overstayer.